Belum banyak yang saya tau tentang Miktorik kecuali hal dasar yang saya dapatkan dari mengikuti pelatihan di BLC Telkom Klaten sebelumnya, pada 8-13 Agustus 2016 lalu. Di sana pula saya mendengar tentang IDN (ID Networkers) Foundation dari teman-teman.
Lalu saya sempat cari di internet apa itu IDN, dan menemukan informasi pendaftaran training Guru TKJ yang diselenggarakan oleh IDN. Seperti browsur di samping. Desainnya sederhana namun mudah dipahami.
Saya sendiri mencoba memberanikan diri untuk mendaftar. Surat-surat pun saya persiapkan. Itu pada bulan Oktober 2016 lalu. Agak was-was saya sendiri ketika mendaftar. Di formulir pendaftaran diharuskan membuat narasi singkat tentang motivasi dan kondisi jurusan TKJ di sekolah. Was-wasnya apakah akan diterima atau tidak.
Agak lama juga tuh saya nulisnya, beberapa jam.
Lalu Rabu, 4 Januari 2017 saya menerima surel dari info@idn.id yang bertajuk Undangan Training Guru Networking, yang isinya begini :
Yth. Bapak/Ibu,
Peserta Pelatihan Guru
Bersama ini kami mengundang Anda, untuk mengikuti training networking yang akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Selasa - Selasa, 10 - 17 Januari 2017
Waktu : 08.00 - 23.00 WIB
Lokasi : SMK IDN, Pesantren Madinatulquran Jonggol Kab. Bogor (Jl.TMMD Melati Sodong, Desa Singasari, Kec.Jonggol, Kab. Bogor 16830)Berikut beberapa informasi yang perlu kami sampaikan terkait dengan pelaksanaan training :
- Membawa CV, surat tugas, dan surat pernyataan
- Tidak tersedia angkutan umum, disarankan naik uber/gocar/grab mobil bersama-sama guru lain3. Silahkan join group telegram [link disembunyikan] untuk mempermudah komunikasi apabila ada informasi tambahan
Terlampir daftar peserta training guru, silahkan mengkoordinir sendiri bagi yang ingin berangkat bersama.
Terimakasih atas perhatiannya
Salam,
Ayu
Saya dapat email itu saat saya sedang di sekolah. Langsung saya tunjukkan ke Waka Kurikulum dan Kajur TKJ. Baik Waka Kurikulum maupun Kajur TKJ sama-sama mempersilakan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Namun entah dengan pak kepsek.
Mendengar cerita dari pak Rudi, beliau pernah izin untuk mengikuti kegiatan workshop di luar tapi tidak diizinkan oleh kepala sekolah dengan alasan terlalu jauh. Akhirnya sampai tanggal pelaksanaan pun saya tak sempatkan diri untuk cerita ke kepsek. Ah, curhat…
Nah, selanjutnya saya pun bingung lagi. Lagi-lagi bingung, bagaimana berangkat ke sananya. Apakah naik kereta, apakah naik bis, apakah naik pesawat (eh). Beberapa kali saya datang ke terminal Sidareja untuk memesan tiket bis. Hehehe, tapi ternyata oleh penjual tiketnya disuruh beli mendadak saja saat mau berangkat.
Problem selanjutnya adalah alat. Bergabung di grup telegram tersebut di email, saya ada sedikit gambaran soal acara ini. Obrolan di sana pun berlangsung mengalir. Pak Dedi selaku penyelenggara training mewajibkan peserta membawa MikroTik Routerboard yang sudah ada WiFi-nya. Yaitu yang kode di belakangnya >1, seperti RB941, RB951, dll. Sedangkan alat yang ada di saya adalah RB750 yang tidak ada WiFi-nya.
Ada beberapa solusi sebenarnya, yang pertama saya beli, yang kedua pinjam. Kalau saya beli, mungkin saya malah tidak bisa berangkat. Kalau tidak beli, solusi kedua saya harus pinjam. Nah, siapa yang bisa dipinjam alatnya?
Sekolah sebenarnya punya 3 RouterBoard, 2 di antaranya RB750, dan satu RB941. RB941 sudah dibawa anak-anak untuk PKL/Prakerin ke BLC Telkom Klaten. Satu unit RB750 sedang digunakan di sekolah, jadi yang saya pegang adalah RB750 satunya lagi. Nah, untungnya ada almi SMK yang baru beli RB941 yang baru juga dipasang di rumahnya.
Saya pun meminta izin untuk meminjamnya, dan untuk sementara ditukar dengan RB yang ada di saya. Nah, karena di rumah Eri juga butuh Access Point, saya pun akhirnya meminjam AP yang ada di sekolah untuk dipinjamkan kembali ke Eri. Nantinya setelah training akan dikembalikan. Oke, problem solve.
Berlanjut ke kebingungan berikutnya. Apa itu? saya bingung bagaimana berangkatnya… hehehe… Apakah saya akan naik kereta, apakah bis, apakah pesawat? (eh). Beberapa kali ke terminal untuk beli tiket bis, malah penjual tiketnya bilang “belinya besok saja pas mau berangkat.” Okelah, pada akhirnya saya putuskan naik bis pada Senin, 9 Januari 2017 pukul 05:30.
Perjalanan naik bis ke kota lain memang bukan pertama kali ini. Sebelumnya pernah ke Malang, terus ke mana lagi yah. Sejauh ini itu sing yang paling jauh. Namun perjalan kali ni cukup terasa melelahkan yang mudah-mudahan hasilnya nanti memuaskan. Naik bis dari Sidareja, berangkat pukul 06:12 waktu setempat. Sampai di pool Sinar Jaya Cibitung, Bekasi sekitar pukul 17:17 WIB.
Nah, yang berikutnya pengalaman naik taksi online yang cukup berkesan buat saya, karena ya baru pertama kali ini. Baru sesaat turun dari bis, langsung saya buka aplikasi di hape. Hemm… perlu saya sebut merk gak yah… hahaha… grab, itu nama aplikasinya.
Buka aplikasi, tentukan lokasi tujuan, lalu beberapa detik berikutnya langsung ada telepon masuk. “Halo, pak samsul. Mau dijemput di mana?” suara dari ujung telepon. “Saya di pool bis sinar jaya pak,” jawab saya. Selanjutnya pak sopir yang bernama Solehan mengarahkan saya untuk menuju pos polisi yang tak jauh dari situ. Beliau akan menunggu di belakang pos tersebut.
Tak kurang dari dua jam dari pool bis sinar jaya Cibitung, Bekasi menuju SMK IDN Madinatul Ilmi (Madinatul Qur’an). Perjalanan pun cukup berliku, meninggalkan kesan tersendiri bagi sopir yang memiliki tiga orang anak ini.
“Kalau tau mau ke sini, saya gak ambil mas,” ungkap pak Solehan. Dugaan beliau lokasinya di Jonggol kota, ternyata lokasinya masuk jauh ke dalam. Lebih tepatnya di pegunungan.
Oiya, awalnya sebenarnya saya akan naik grab bersama teman-teman yang lain. Namun ternyata, seorang peserta memberi kabar pada saya bahwa rombongan lebih dulu berangkat karena kasihan ada peserta dari lampung yang telah menunggu sejak pukul 08:00 pagi. Akhirnya saya ngegrab sendirian deh.
Sampai di lokasi sekitar pukul 19:01 waktu Jonggol. Saya pun berkenalan dengan teman-teman yang sudah sampai lebih dulu, ada yang dari Lampung, Sulawesi, Malang, dll. Di grup telegram pak Dedi menuliskan, “Selamat menikmati nyamuk-nyamuk jonggol.”
Sekian dulu tulisan ini. Semoga bisa berlanjut dan bisa saya tuliskan pula pengalaman mengikuti training ini. Dan lebih dari itu, apa yang saya dapatkan dapat bermanfaat, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk orang-orang di sekitar saya. Termasuk anak-anak didik saya di sekolah.