Agak bingung menentukan judul, namun karena bentuknya sebuah cerita perjalanan judul yang disarankan oleh pak Ahmad Fauzi seperti yang sudah tertulis. Tulisan ini hanya berupa cerita perjalan kami, jika bagi Anda waktu sangat berharga dan merasa tidak perlu membaca tulisan ini, Anda tidak harus.!

  • Menuju rumah pak Adnan
    Perjalanan ini memang tidak direncanakan jauh-jauh hari. Dan terkesan dadakan. Kang Akbar Bahaulloh berencana untuk mengunjungi adiknya di kroya, dan beliau berinisiatif untuk mengajak saya dan mampir di rumah pak Adnan Kurniawan (Ketua KPLI Banyumas) sekedar untuk silaturrahmi sekaligus konfirmasi bahwa beliau benar-benar ingin menjadi anggota KPLI Banyumas (dan pada intinya untuk “merampok” repository openSUSE). Kang Bahaulloh sampai di ‘kandang’ saya sekitar pukul 09:00 pagi, kami ngobrol sebentar dan setelah melakukan beberapa persiapan lalu kami berangkat sekitar pukul 09:30 dengan bersenjata lengkap (padahal cuma helm).
    Perjalanan dengan kendaraan bermotor memang memiliki sensasi tersendiri pada setiap ‘perjalanan’, apalagi bagi saya yang notabene tak pernah ke mana-mana. Kepala yeng-yengan pun mulai terasa ketika belum separuh pun perjalanan ditempuh. Sensasi lain yang saya alami ketika kami berhenti lampu merah di perempatan, eh pertigaan, seseorang yang saya kira polisi menyolek saya dari belakang ternyata adalah seseorang dengan kendaraan motor berkerombong (mungkin pedagang) memberitahukan kepada saya bahwa ban belakang motor yang kami kendarai ternyata kempes :( Karena masih belum benar-benar terasa efeknya dan bengkel sepeda motor atau setidanya tempat untuk memompa ban motor masih belum nampak kami terpaksa tetap melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 12:00 siang, dan kebetulah hari itu adalah hari Jum’at kami menyempatan diri untuk singgah sebentar di masjid terdekat.
    Selesai sholat Jum’at, perjalanan kami lanjutan. Namun karena perut sudah mulai ‘keroncongan’ dan sejak pagi memang belum sarapan, sambil melanjutkan perjalanan melirik kanan-kiri mencari warung nasi. Rumah-rumah penduduk yang rapat tak menyulitkan kami untuk mencari tempat untuk mengisi perut. Tak jauh dari masjid, kami akhirnya menemukan salah satunya yang dirasa cocok. Kata kuncinya adalah ‘jangan mie-miean, dan yang penting ada nasi dan sayur’ :D
    Kami berdua yang jarang pergi ke mana-mana merasa kebingungan karena tidak tau jalan mana yang harus ditempuh, lalu kami tanyakan kepada pemilik warung. Tanpa ragu kemudian kami lanjutkan perjalanan yang ternyata berlawanan arah dengan jalan yang sebelumnya kami lewati. Entah berapa puluh kali kami bertanya kepada orang-orang di setiap perjalanan kami, hingga ketika kami sudah merasa cukup dekat kang Baha menelpon pak Adnan…. lalu bukan sulap, bukan sihir… akhirnya kami sampai di tempat tujuan pertama..

  • Di rumah pak Adnan
    Setelah sampai di rumah beliau, kami disambut oleh Arum Kurniawan, istri pak Adnan Kurniawan kami pun dipersilahkan duduk dan menunggu (ternyata pak Adnan sedang keluar memenuhi panggilan pelanggan Hostpot beliau yang komplain kabel USBnya putus). Satu hal yang membuat kami terkesan ketika di rumah beliau, nampak sebuah sticker kecil menempel di jendela depan bergambar logo windows yang disilang merah dan bertuliskan “KAWASAN BEBAS WINDOWS”. Kami pun tak dapat menahan gelak tawa cekikikan dalam hati. :D
    Tak kurang dari 10 menit kami menunggu pak Adnan pun menampakkan dirinya. Tak lupa kami mengutarakan tujuan kedatangan kami. Pak Adnan lalu menceritakan pengalamannya menggunakan Linux yaitu delapan tahun lalu ketika masih suka gonta-ganti distro. Hingga sekarang beliau masih setia menggunakan openSUSE yang dulu namanya suse linux.
    Pesan pak Adnan kepada kami di antaranya adalah agar kami mempelajari salah satu distro linux saja hingga benar-benar “mumpuni”, dan masih banyak hal yang lainnya (yang saya sendiri bingung menuliskannya di sini) termasuk siapa-siapa saja yang pernah datang ke rumah beliau yang kebanyakan adalah penggiat Linux dan Open Source.
    Setelah kami dapatkan apa yang kami ‘cari’, lalu kami melanjutkan perjalanan.

  • Menuju rumah Tommy
    Perjalanan kami lanjutkan ke Kroya, mengunjungi adiknya kang Baha yang kini sedang nyantri di sana. Sampai di Kroya kami telah basah kuyup diguyur hujan selama perjalanan. Kami sempatkan sholat Ashar di masjid tempat kami mampir tak jauh dari Asrama putri. Tak ada yang perlu saya ceritakan peristiwa di sana.
    Perjalanan kami lanjutkan ke Cilongok, ke rumah kang Tommy Destryanto. Seperti orang hilang, dalam perjalanan saya yang tak tau jalan dan kang Baha yang ternyata tak jauh berbeda dengan saya. Tak terhitung entah berapa ratus kali kami kirim sms ke kang Tommy, bertanya jalan mana yang perlu kami tempuh. Mungkin intensitasnya sudah ‘cukup mengganggu’. Tapi untungnya intensitas hujan tak cukup mengganggu.
    Oleh kang Tommy kami diminta untuk tidak langsung ke Cilongok, tapi ke Karanglewas. Yep, kami sampai di Karanglewas pada pukul 19:00 meleset sedikit. Kami pun dijemput oleh kang Tommy di depan Alfamart Karanglewas yang lama.
    Tak kami duga kang Tommy tak langsung membawa kami ke rumahnya, melainkan ke rumah makan.

  • Di rumah Tommy
    Tujuan kami datang sebenarnya tak jauh berbeda dengan ketika kami mengunjungi pak Adnan : “merampok” repository. Bedanya adalah yang ‘dirampok’ dari pak Adnan adalah repository openSUSE, sedangkan yang dari kan Tommy adalah 5 iso DVD GamePack ubuntu. Dulu kang Tommy memang sempat bekerja di sebuah ISP di Jakarta, pada saat itu saya sempat request didownloadkan 5 DVD gamepack tersebut. Ya, namanya juga ISP (Internet Service Provider) yang punya koneksi ‘dewa’ kang Tommy hanya memerlukan beberapa jam saja untuk mendownload file yang totalnya tak kurang dari 20Gb tersebut.
    Malam sudah cukup larut, kami yang tak hapal jalan tak berani pulang pun memutuskan untuk menginap. Untungnya kang Tommy tidak keberatan kami menginap. Singkat cerita karena mungkin sudah kecanduan internet, kami mencoba modem yang kami bawa yaitu modem AirFlash. Eh, ternyata sinyalnya lupa dibawa. One more thing, kami datang dengan membawa hdd untuk copy data yang sudah saya sebutkan tadi. Eh, lagi-lagi eh, ternyata ada trouble pada komputer kang Tommy hingga akhirnya kami malah disuruh membawa hardisk 500 Gb milik beliau. Wah, jadi hutang untuk mengembalikannya nih. Sebelumnya ketika di tempat pak Adnan juga temanku kesengsem dengan DVD Installer Game untuk Linux milik pak Adnan untuk dipinjam. Awalnya cuma pengin dicopy, tapi oleh pemiliknya malah diperbolehkan dibawa sekalian disamping karena memang peralatan kurang memadai. Yep, jadi punya ‘hutang’ untuk mengembalikan.

  • Pulang
    Kami pun pulang pada pagi harinya. Melalui jalan yang sebelumnya kami lewati, mampir ke Kroya, lalu pulang. Kroya? ya, karena sebelumnya kami tidak bertemu dengan adik kang Baha.
    Tak lupa kami mampir ke rumah pak Ahmad Fauzi, salah satu pengguna Linux Ubuntu di Sidareja. Kami ceritakan perjalan kami pada beliau, beliau juga yang mengusulkan judul postingan ini.

Berikut ini resource untuk download/pesan DVD gamepack Ubuntu 11.04 :